
Berdasarkan laporan Space News, Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan pada Selasa lalu bahwa satelit Cosmos 2251 milik Rusia yang berbobot 900 kilogram menabrak satelit Iridium seberat 560 kilogram pada 16.55 GMT, 790 kilometer di atas Siberia. Dilaporkan NASA melihat dua awan serpihan berukuran besar.
NASA melaporkan adanya ratusan partikel yang merupakan puing-puing serpihan dari insiden yang pertama kali terjadi dalam sejarah ini. Butuh waktu berminggu-minggu untuk menentukan besarnya dampak kecelakaan.
Sementara risiko kecelakaan terhadap stasiun luar angkasa ISS dan tiga astronotnya sangat rendah. Sebab, ISS mengorbit 270 mil lebih rendah dari titik tabrakan. Insiden ini juga tidak membahayakan peluncuran pesawat angkasa yang akan membawa tujuh astronot pada 22 Februari mendatang. Namun begitu, evaluasi awal masih akan dilakukan.
"Kami tahu hal ini akan terjadi secepatnya," kata Mark Matney, ilmuwan pada Johnson Space Center in Houston, dikutip dari Associated Press, Kamis (12/2/2009).
Iridium, yang mengakomodir 66 satelit komunikasi, menekankan kecelakaan ini bukan disebabkan kesalahan teknologi atau kesalahan dari perusahaan. Satelit Iridium diluncurkan pada 1997 dengan bobot 1.235 pons, sementara satelit Rusia itu diluncurkan pada 1993 dan berbobot hampir satu ton. "Satelit Rusia sudah tidak berfungsi dan di luar kendali," kata Marney.
Sebanyak 6.000 satelit telah dikirim ke luar angkasa sejak Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1, pada 1957. Menurut NASA, saat ini masih ada 3.000 satelit yang masih beroperasi. (mkiosonline)