SDEROT - Di tengah perang yang berkecamuk di Gaza, merupakan hal yang sangat tidak mungkin untuk memposting ke blog. Lewat bantuan ponsel, seorang warga Palestina berhasil memposting keadaan di negaranya untuk kemudian ditampilkan dalam blog.Warga Palestina, yang disebut sebagai 'Peace Man', selalu memberikan kabar mengenai keadaan dirinya dan kondisi Palestina, kepada seorang temannya yang berada di wilayah selatan dekat perbatasan Israel, tepatnya di wilayah Sderot. Dari pesan-pesan singkat Peace Man itulah, seorang warga Sderot langsung menumpahkannya dalam bentuk tulisan di sebuah blog bertajuk 'Life Must Go On in Gaza and Sderot'.
"Sejak perang berkecamuk di Israel pada 27 Desember lalu, seluruh layanan komunikasi menjadi sulit dan terbatas. Namun seorang teman saya di Palestina selalu mengirimkan pesan keadaan dirinya kepada saya untuk saya sebarkan ke seluruh dunia lewat blog," ujar co-writer blog tersebut, Eric Yellin, yang menggunakan nama samaran Hope Man, seperti dikutip melalui AFP, Selasa (13/1/2008).
Menurut Yellin, pesan-pesan tersebut akan berdatangan ke dirinya, itu pun jika kondisi listrik memungkinkan di wilayah tersebut. Jika energi listrik masih bisa dinyalakan, maka pesan-pesan yang sampai pun akan semakin banyak karena pengiriman tidak hanya melalui SMS tapi juga panggilan telepon, bahkan email melalui internet.
Sampai saat ini, lanjut Yellin, Peace Man baru mengirimkan dua pesan singkat kepadanya karena hingga saat ini ia sangat sulit untuk dihubungi, baik melalui email maupun telepon.
Dalam pertahanannya, warga Gaza hanya memiliki akses penggunaan listrik selama beberapa jam saja dalam sehari. Bahkan kebanyakan mereka menganggap, penggunaan internet dan ponsel merupakan barang mewah karena untuk mengecas-nya, para warga membutuhkan bantuan generator yang cukup mahal.
"Sangat sulit untuk menggambarkan apa yang terjadi di Gaza. Sebuah bencana yang sangat menyeramkan karena pesawat pembunuh tidak bisa membedakan antara rakyat sipil, militer dan anak-anak. Tidak ada air, listrik dan sangat sulit untuk mendapatkan kebutuhan pokok kami sehari-hari," tulis Peace Man dalam postingan terbarunya di blog tersebut.
"Akses listrik untuk kami dihentikan selama enam hari berturut-turut. Hari ini merupakan hari pertama kami diperbolehkan menggunakan listrik. Oleh karena itulah, saya bisa mengirimkan pesan ini sekarang. Itu pun harus secepat kilat," tambah Peace Man.
Digambarkan Yellin, Peace Man merupakan mahasiswa yang seharusnya kembali ke Eropa untuk melanjutkan MBA-nya. Ia baru berusia 29 tahun dan berasal dari wilayah Sheijaya. Saat ia mengenyam MBA di Eropa, ia sempat kehabisan dana. Karena itulah ia harus kembali ke Palestina untuk mengumpulkan dana tambahan agar bisa menyelesaikan studinya. Sayangnya, perang terlanjur berkecamuk dan ia tidak diperbolehkan meninggalkan negaranya.. (mkiosonline)
